Bogor – Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto mengajak masyarakat Kabupaten Bogor memaknai perayaan Imlek 2023 sebagai momentum untuk merawat sikap toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Rudy mengatakan, sejak Indonesia belum merdeka, etnis Tionghoa yang tinggal di bumi nusantara, punya peran penting dan strategis dalam memperjuangkan kemerdekaan dan membangun negara ini.
“Para pendahulu kita memberi teladan bagaimana memposisikan perbedaan ras, suku, bangsa, dan bahkan agama menjadi kekuatan,” ujar Rudy Susmanto, Minggu (22/1/2023).
Termasuk, lanjut Rudy, tidak ada diskriminasi pribumi maupun warga pendatang. Dengan sikap toleran yang dibingkai semangat persatuan dan kesatuan semua elemen urun rembug untuk memperjuangkan Indonesia merdeka dan membangun di seberang jembatan emas kemerdekaan.
“Dalam literatur sejarah perjuangan kemerdekaan, tercatat ada empat keturunan etnis Tionghoa yang menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI),” terang Rudy.
Keempat tokoh tersebut adalah Liem Koen Hian, Oey Tiang Tjoei, Oei Tjong Hauw, MR Tan Eng Hoa. Rudy mengatakan, bersama para pendiri dan pejuang kemerdekaan bangsa, ke empat tokoh beretnis Tionghoa tersebut ikut membidani lahirnya UUD 1945.
“Artinya mereka sangat sungguh-sungguh ikut memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini, dan sikap menerima perbedaan dari tokoh-tokoh kita yang berasal dari pribumi merupakan keteladanan yang sangat besar. Persoalan apapun yang tujuannya untuk membela kepentingan bangsa dan negara lebih diutamakan dibanding ego sektoral maupun ego kultural,” papar Rudy Susmanto.
Berdasarkan catatan sejarah, saat itu, Liem Koen Hian mengusulkan warga Tionghoa otomatis menjadi warga negara Indonesia setelah merdeka, dia juga tokoh yang mengusulkan kebebasan pers.
Sementara Mr. Tan Eng Hoa, merupakan tokoh pengusul pasal mengenai kebebasan berserikat yang bisa dikatakan sebagai pondasi negara yang demokratis.
“Tentu bukan hanya di bidang politik, mereka juga punya peranan dalam pengembangan tekonologi pertanian, pengolahan hasil pangan, sampai teknologi pertambangan,” kata Rudy Susmanto.
Di masa reformasi, sambgun Rudy, bangsa ini juga mendapat pelajaran berharga dari Presiden Indonesia ke empat, Abdurrahman Wahid.
Tokoh plural ini yang mencabut larangan bagi warga Tionghoa merayakan Imlek lewat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 6 Tahun 2006.
Atas keputusan tersebut, hingga saat ini warga Tionghoa dapat merayakan bisa leluasa merayakan Imlek di Indonesia.
Sejarah, kata Rudy Susmanto, menunjukan relasi yang sangat indah antara warga pribumi dan etnis Tionghoa.
Karena itu, dia mengajak semua elemen bangsa ini untuk membangkitkan kembali semangat toleansi agar persatuan dan kesatuan bangsa ini tetap terjaga.
“Tujuan kita masih sama, yakni melanjutkan cita-cita pendiri bangsa untuk membangun bangsa ini. Tentu kita dihadapkan pada situasi dan tantangan yang berbeda. Kalau kita bersatu saya sangat yakin kita bisa menghadapi semua itu dan memberi teladan bagi generasi masa depan,” tandasnya.
Rudy juga mengucapkan selamat merayakan Imlek untuk seluruh etnis Tionghoa di Indonesia, khususnya di Kabupaten Bogor.
“Dan selamat menikmati hari libur untuk warga Kabupaten Bogor,” kata Rudy.