Bogor – Universitas Djuanda (UNIDA) menggelar Seminar Kebangsaan bertajuk “Membangun Kapasitas Mahasiswa Menuju Indonesia Tangguh” yang diikuti oleh para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, pada Senin (17/10/2022) di Aula Gedung C, Kampus UNIDA. Dalam Seminar Kebangsaan ini, Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Daerah Pemilihan Jawa Barat V Kabupaten Bogor, Drs. H. Mulyadi, MMA, didapuk menjadi narasumber utama bersama dengan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI) H. Ahmad Muzani.
Drs. H. Mulyadi, MMA dalam paparannya mengemukakan, para mahasiswa sebagai generasi muda penerus pemimpin bangsa memiliki peranan yang sangat penting. Sudah seharusnya bagi mahasiswa untuk dapat memiliki andil besar, memaksimalkan potensi diri memberikan yang terbaik bagi masyarakat. Oleh karena itu, para mahasiswa harus dapat memaksimalkan waktu terutama pada saat menuntut ilmu guna mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia persaingan yang semakin terbuka, terlebih di masa mendatang.
“Bagaimana kita bisa terpilh untuk kemudian memiliki peranan lebih besar? Saya flashback ke belakang, ternyata apa yang saya lakukan dengan segala dinamika, improvisasi, pengalaman, hal yang ternyata sudah jelas terdapat dalam Al-Qur’an. Saya bukan orang pintar, tetapi saya orang yang beruntung. Sesuai janjinya Allah dalam surat Al-‘Asr, Allah yang menciptakan kita menyampaikan bahwa kita sebagai manusia sungguh berada dalam kerugian, kecuali, orang yang beriman. Yaitu diantaranya orang yang mengerjakan kebajikan dan saling menasihati dalam hal kebenaran dan kesabaran,” ungkapnya.
Untuk mempersiapkan diri lebih baik, Drs. H. Mulyadi, MMA berpesan kepada para mahasiswa untuk menerapkan prinsip 5C yang dipegangnya selama ini.
“Lalu apa yang saya jalankan, yakni konsep 5C. Kuasai 5C ini, bentuk dan bangun. C yang pertama ialah Character, apa itu? yaitu akhlak. Karakter adalah hal pertama yang harus diprioritaskan. C kedua, Competency, yaitu dalam konteks 3 skills, Conceptual Skill, Human Skill, dan Technical Skill. Ini menjadi nilai jual kita di masa mendatang. C Ketiga, Clean, bersih, yaitu memiliki rekam jejak yang baik, jangan sampai memiliki jejak digital negatif. Maka jaga rekam jejak kita supaya tidak menjadi hambatan. Kemudian C Keempat yaitu Clear. Artinya memahami tugas yang harus kita kerjakan, target yang harus kita capai. Terakhir C kelima, Chemistry. Itu kemampuan membangun membangun suasana dan hubungan lahir batin,” tuturnya.
Selain prinsip 5C tersebut, Drs. H. Mulyadi, MMA menambahkan bahwa perlu juga menerapkan konsep 7A yang dijadikan pijakan hidup.
“Ke depan, ingat juga 7A. Antara lain, A pertama adalah Allah SWT, orientasi pertama ini tujuan kita untuk mencari ridho Allah. A kedua, Al-Qur’ran. Kita harus punya komitmen itu, ini menjadi manual book kita sebagai manusia supaya kita menjadi manusia berhasil dan optimal. A ketiga, yaitu akhlak. Cerminan diri kita terlihat dari akhlak. A keempat, Adzan. Caranya Allah untuk mengingat kita kepada-Nya. Adzan itu mengingatkan kita kepada shalat, dan amal ibadah yang pertama dihisab ialah shalat. A kelima adalah ajal. Sesuatu yang paling dekat dengan kita adalah kematian, ini merupakan nasihat terbaik untuk kita. A keenam, yaitu amal ibadah, ini menjadi kesempatan kita dalam hidup untuk melakukan amal ibadah. Lalu A terakhir adalah akhirat, tujuan, destinasi terakhir. Sehabat apapun nanti, jika tidak ibadah adalah orang yang gagal. Ibadah harus menjadi prioritas,” paparnya.
Sebagai informasi, seminar kebangsaan ini juga turut dimeriahkan dengan talkshow bersama Dr. Hj. R. Siti Pupu Fauziah, M.Pd.I selaku tokoh perempuan yang juga merupakan Direktur Eksekutif Yayasan Pusat Studi Pengembangan Islam Amaliyah Indonesia (YPSPIAI), Dr. Yudi Wahyudin, S.Pi., M.Si selaku perwakilan akademisi yang mana merupakan Dekan Fakultas Pertanian UNIDA, serta H. Inayatullah A. Hasyim, LL.B., LL.M selaku pemuka agama yang juga adalah dosen Fakultas Hukum UNIDA. Sementara moderator ialah Faisal Tri Ramdani, S.Sos., M.A.P yang merupakan dosen Fakultas Ilmu Sosial, Ilmu Politik dan Ilmu Komputer UNIDA.
Selain itu, seminar kebangsaan ini juga diisi oleh orator 3 bahasa oleh mahasiswa, diantaranya Ruben Bentiyan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial, Ilmu Politik dan Ilmu Komputer UNIDA yang berorasi dengan Bahasa Indonesia, Ronald Febrian mahasiswa Fakultas Agama Islam dan Pendidikan Guru yang berorasi dengan Bahasa Inggris, serta Rizkia Syafia Qalbi mahasiswa Fakultas Agama Islam dan Pendidikan Guru yang berorasi dengan Bahasa Arab. (Pegy)
Jadi Narasumber Seminar Kebangsaan di UNIDA, Drs. H. Mulyadi, MMA Berikan Pesan ini ke Mahasiswa
