Kepala BNNK Bogor : Perlu Solusi Holistik dan Multi Sektoral Untuk Pencegahan Narkoba

Poscyber.com (Bogor) – Kejahatan narkotika semakin kompleks dan sulit untuk dikendalikan, seiring dengan munculnya modus-modus baru dalam penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika yang terus berkembang. Hal ini menjadi tantangan bagi Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam menjalankan tugas di bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Solusi kongkrit untuk pencegahan peredaran narkotika salah satunya dengan pendekatan holistik dan multi sektoral.

Kepala BNN Kabupaten Bogor, Kombes Pol. Anggun Cahyono mengatakan, BNNK Bogor melaksanakan penguatan kolaborasi dengan membangun komunikasi dan koordinasi bersama pemangku kepentingan untuk pelaksanaan P4GN, serta mendorong pemerintah daerah untuk mendukung pelaksanaan P4GN di wilayahnya Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Ia mengungkapkan, kolaborasi ini penting, sebab permasalahan narkotika melibatkan berbagai aspek yang saling terkait dan kompleks,sehingga membutuhkan pendekatan yang holistik dan multi-sektoral dalam penanganannya.

“Dalam upaya pencegahan, BNNK Bogor melakukan penguatan kolaborasi dengan lembaga pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat, untuk membangun kesadaran dan pemahaman mengenai bahaya narkotika sehingga mampu mengendalikan, menghindar dan menolak segala bentuk penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, ” ujar Anggun dalam Rapat Program Forum Komunikasi P4GN di Sentul, Rabu (12/2/2025).

Dalam pelaksanaan Bidang Pencegahan, BNNK Bogor memanfaatkan instrumen program Advokasi serta Informasi dan Edukasi melalui pendekatan yang tidak hanya bersifat informatif tetapi juga melibatkan transformasi perilaku dan pola pikir, terutama di kalangan generasi muda sebagai kelompok yang rentan terhadap pengaruh narkotika,” tambahnya.

Menurut Anggun, advokasi berperan penting dalam membangun kesadaran masyarakat dan mendorong kebijakan yang mendukung pencegahan penyalahgunaan narkotika, yang digencarkan BNN melalui program prioritas nasional “Desa Bersinar” (berbasis sumber daya pembangunan desa) dan “Sekolah Bersinar” (pendidikan anti narkoba di kalangan remaja).

“Dimana, desa bersinar mengintegrasikan program pencegahan, pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi secara menyeluruh di tingkat masyarakat dengan melibatkan partisipasi aktif kementerian dan lembaga terkait, perangkat daerah, serta masyarakat setempat, dengan mengedepankan pendekatan berbasis komunitas,” ulasnya.

Program P4GN menjadi salah satu prioritas dalam penggunaan anggaran dana desa, sehingga aparatur desa terfasilitasi untuk melaksanakan program P4GN di wilayahnya masing-masing.

“BNNK Bogor melaksanakan program Desa Bersinar di lokasi Desa yang menjadi pilot project tahun 2025 ini, yaitu Desa Gunung Putri,” ungkap Anggun.

Di waktu yang bersamaan, Prof. Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc, Agr selaku Secretary of the University Institut Pertanian Bogor (IPB) menjelaskan, kami rasa ini satu hal yang kami tunggu tunggu, karena selama ini masih belum pernah IPB diundang oleh pihak BNNK dan ini sesuatu hal yang terutama buat Universitas.

Prof. Agus juga menjelaskan, IPB mempunyai mahasiswa kurang lebih 40.000 mahasiswa, mencakup dosen dan tenaga pegawai. Sehingga kita juga perlu kewaspadaan terkait penyalahgunaan dan peredaran gelap di lingkungan kampus,” katanya.

Oleh karena itu, dengan adanya pertemuan ini kita bisa saling komunikasi. Dan selama IPB berdiri di Bogor, ini baru perdana diundang sama BNN dalam acaranya,” sambungnya.

“Makannya, saya di utus oleh pihak rektor untuk menhadiri karena kita anggap acara ini sangat penting untuk pengetahuan kampus,” tandasnya.

Kami (IPB) juga tadi mengusulkan supaya program P4GN BNNK Bogor mengkampanyekan di Universitas kami,” bebernya.

Prof. Agus juga kita menerangkan, bahwa di kampusnya ada komunitas anti narkoba dari mahasiswa sehingga mereka juga dapat menyampaikan ke sesama mahasiswa yang lain.

Harapan Universitas IPB sendiri, melalui Kepala BNNK Bogor yang baru ini, segera datang ke kampus kami untuk mensosialisasikan dan bretemu teman-teman mahasiswa.

“Supaya anak didik kami terjaga dari jerat narkoba, karena kita dititipkan oleh pihak orang tua selama menjadi mahasiswa,” pungkasnya. (**/tom)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *