Jakarta – Pemerintah mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menanam pohon. Gencarnya kolaborasi masyarakat menanam pohon ini sebagai upaya pemulihan lingkungan.
Kebijakan dan penegasan ini berulang kali yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo bahwa pembangunan di Indonesia harus sejalan dengan penanganan lingkungan khususnya pemulihan.
“Rehabilitasi hutan dan lahan antara lain adalah menanam, menambal lahan yang rusak, tetapi ada lagi yang kita sebut Aforestasi dan Reforestasi,“ kata Menteri LHK Siti Nurbaya usai melakukan penanaman bibit pohon Eboni, Pulai dan Masoi di pelataran halaman Paguyuban Budi Asih, Gedung Sekar Wijaya Kusuma, Jakarta, pada Senin (21/2).
Menteri Siti menjelaskan menanam pohon ini sangat menolong dalam upaya pemulihan lingkungan. Pada periode tahun 1996 sampai tahun 2000 awal catatan deforestasi mencapai 3,5 juta hektar per tahun, periode 2002 sampai tahun 2014 menurun, dan mencapai titik terendah laju deforestasi pada tahun 2020 sebesar 115 ribu hektar.
Menteri Siti menambahkan, Indonesia memiliki komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari deforestasi. Dalam UU Nomor 16 tahun 2016 sudah menugaskan untuk itu. Oleh karena itu, tugas pemerintah mengatasi deforestasi ini termasuk gambut akibat kebakaran hutan.
Pada kesempatan tersebut, Paguyuban Budi Asih pimpinan Letjen (Purn) Doni Monardo memberikan sumbangan pohon langka kepada Departemen Sosial KilatS pimpinan Prof Jenderal (Purn) A.M Hendropriyono. Dalam sambutannya, Hendropriyono mengatakan sangat berterima kasih atas pemberian benih pohon langka dari Yayasan Budi Asih. Komitmen ini dilakukan untuk menjaga ekosistem lingkungan dan mengurangi polusi udara di Indonesia mengingat beberapa masyarakat di Indonesia sudah sadar betapa pentingnya menanam pohon.
“Saya ingin mendedikasikan hidup saya dengan menanam pohon sebanyak-banyaknya dan mengajak komponen masyarakat untuk ikut menjaga ekosistem lingkungan dengan cara menanam pohon. Berkontribusi dalam menjaga lingkungan dengan cara menanam minimal 25 pohon,” lanjutnya.
Pada pertemuan ini, Menteri LHK Siti Nurbaya didampingi oleh Prof. Jenderal (Purn) A.M Hendropriyono, Letjen (Purn) Doni Munardo, Laksamana TNI (Purn.) Prof. Dr. Marsetio eks Kepala Staf AL, Inspektur Jenderal (Purn.) Drs. Ansyaad Mbai eks Kepala BNPT, Mayjen TNI (Purn) Sudrajat eks Dubes RI di China, Imam Anshori Saleh eks anggota komisi yudisial dan Dirjen Penegakan Hukum KLHK Rasio Ridho Sani beserta jajaran Eselon II KLHK.(*)