Poscyber (Gaza) – Hizbullah membalas usai diserang militer Israel, Hizbullah menembakkan ratusan roket ke Kota Haifa, Israel utara, pada Senin (23/9) malam waktu setempat.
Jurnalis AFP di kota tersebut mengatakan suara sirene berbunyi usai ratusan roket yang ditembakkan milisi Hizbullah dari Lebanon melintasi wilayah udara Israel. Usai sirene berbunyi, seluruh warga di Haifa pun berlarian untuk mencari perlindungan.
Ditembaki Roket Hizbullah, Warga Israel Kocar-Kacir Cari Perlindungan. Negara-negara Arab ikut bereaksi atas serangan Israel ke Lebanon yang menewaskan hampir 500 orang pada Senin (23/9).
Kementerian Luar Negeri Mesir, misalnya, mengatakan bahwa serangan militer Israel yang menargetkan Hizbullah di Lebanon merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan negara tersebut.
Kementerian Luar Negeri Iran juga mengecam keras aksi militer Zionis yang menyerang ibu kota Beirut dan sejumlah wilayah Lebanon selatan. Selain itu, Kementerian Luar Negeri Suriah juga marah atas serangan Israel di Lebanon. Mereka menyebut serangan Negeri Zionis ini merupakan bagian dari genosida yang dilancarkan di negara tersebut.
Israel menembakkan setidaknya 300 kali serangan udara ke markas Hizbullah di Lebanon hingga menewaskan 492 orang sejak Senin (23/9).
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memperingatkan warga di Lebanon selatan dan timur untuk bersembunyi dan menjauh dari lokasi bahaya saat pasukan Zionis meluncurkan ratusan roket ke wilayah tersebut.
“Tolong menjauhlah dari bahaya sekarang. Setelah operasi kami selesai, kalian dapat kembali ke rumah kalian dengan selamat,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan video, seperti dilansir AFP.
Berikut situasi terkini saling serang Israel-Hizbullah:
Prancis Desak DK PBB Rapat Darurat
Prancis menyerukan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menggelar rapat darurat untuk merespons serangan Israel di Lebanon pada Senin (23/9).
Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot mengatakan dalam pertemuan Majelis Umum PBB di New York pada Senin bahwa ia telah meminta rapat darurat DK PBB digelar pekan ini.
Ribuan warga mengungsi
Ribuan warga di Lebanon selatan melarikan diri setelah ratusan serangan udara Israel menghantam kawasan tersebut pada Senin (23/9).
Al Jazeera melaporkan ribuan warga berusaha menyelamatkan diri dari serangan Israel hingga membuat jalan raya utama menuju Beirut macet total. Dari foto-foto yang diambil sejumlah media, terlihat ribuan orang berbondong-bondong pergi, baik menggunakan motor dan mobil maupun berjalan kaki.
Hal ini terjadi tak lama setelah militer Israel meminta penduduk di perbatasan Lebanon-Israel mengevakuasi diri lantaran militer akan menyerang gudang persenjataan kelompok milisi
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Lebanon melaporkan bahwa dari jumlah tersebut, sebanyak 35 orang merupakan anak-anak dan 58 orang di antaranya merupakan perempuan. Selain itu, Kemenkes Lebanon juga mencatat korban luka bertambah menjadi 1.645 orang.
Serangan Brutal Israel ke Lebanon, Korban Tewas Tembus 492 Orang
Komandan sayap militer Hamas tewas
Sayap kelompok milisi Hamas Palestina, Brigade Al-Qassam, mengatakan komandan sayap militer mereka, Hussein Mahmoud al-Nader, ikut tewas dalam serangan Israel ke Lebanon pada Senin (23/9).
Dalam pernyataan di Telegram, Brigade Al Qassam menyebut al-Nader tewas akibat serangan Negeri Zionis di Lebanon selatan. Namun, dalam pernyataan itu, mereka tidak merinci di mana tepatnya lokasi al-Nader diserang.
AS tambah personel
Amerika Serikat mengirim pasukan militer tambahan ke Timur Tengah di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel Hizbullah di Lebanon. Kementerian Pertahanan AS atau Pentagon enggan menyebut jumlah pasti maupun misi pasukan yang dikerahkan ke Timteng. Mereka hanya menyebut pasukan yang dikirim “sejumlah kecil”.
“Sebagai bentuk kewaspadaan, kami mengirimkan sejumlah kecil personel militer AS tambahan untuk menambah pasukan kami yang sudah berada di wilayah tersebut,” kata juru bicara Pentagon, Patrick Ryder, dilansir Reuters.(**/iuh)