Polda Metro Jaya Akan Operasi di Kampung Narkoba

Poscyber(Jakarta) – Polda Metro Jaya akan melakukan operasi sekala besar ditempat tempat yang selama ini identik narkoba. Tempat tersebut seperti kampung Boncos, kampung Ambon dan kampung Bahari.

“Nanti untuk kegiatan represifnya insyaallah akan dilaksanakan secara serentak bekerja sama dengan TNI-Polri. Ini harus serentak, kita perang terhadap narkoba. Karena kasihan generasi kita yang dicap, label, pada daerah tersebut, kasihan,” kata Dirbinmas Badya wijaya kepada wartawan, Kamis (1/8)

Menurutnya rencana tersebut telah nenjadi atensi Kapolda Metro Jaya; akan ada  operasi serentak, tapi rahasia di mana, nanti bocor. Intinya salah satu wilayah akan dilakukan represif karena sudah merasakan, kemarin sudah kejadian di (Kampung) Boncos.

Tentang penyerangan terhadap Polisi di Kampung Ambon, Jakarta Barat, pada Rabu (24/7), Pihak kepolisian mengusut kejadian itu dan mendalami motif di balik penyerangan tersebut.

“Ini masih didalami oleh Polres Metro Jakarta Barat, apa kira-kira motif dari beberapa oknum masyarakat yang melempari anggota kami ya. Karena anggota tersebut sedang melakukan tugas kepolisian, jam 22.00 WIB melakukan patroli secara terbuka dan tertutup di Kampung Ambon, Jakarta Barat,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan pada Sabtu (27/7)

Ade Ary mengatakan patroli tersebut merupakan atensi dari Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto untuk menekan peredaran narkoba dan gangguan kamtibmas lainnya. Kampung Ambon diketahui menjadi salah satu kawasan zona merah narkoba di wilayah Jakarta Barat.

“Ini yang masih sedang dilakukan pendalaman ya, apa alasan oknum ini melempari petugas yang sedang melakukan patroli, ini kan kami sangat menyayangkan,” tambahnya.

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun ia menyayangkan ulah sekelompok oknum yang melempari polisi dengan batu tersebut.

“Iya, alhamdulillah tidak ada korban dan rekan kami selanjutnya bisa melanjutkan tugasnya, memberikan perlindungan-pengayoman kepada masyarakat di wilayah tugasnya. Inilah yang kami lakukan setiap hari ini. Jadi mohon dukungan dan kerja sama dari seluruh stakeholder. Pembangunan sistem keamanan, pemeliharaan kamtibmas, keamanan merupakan kebutuhan kita bersama ini juga harus kita sadari,” tuturnya.

Ade Ary mengungkapkan ada 11 anggota yang saat itu melakukan patroli. Ia memastikan patroli tersebut dijalankan sesuai standard operating procedure (SOP).

“Ada, itu namanya buddy system. Buddy system itu sistem pertemanan, ada SOP-nya, ada yang dituakan selaku manajernya, selaku perwiranya, ada pendampingnya. Itu tidak boleh berpatroli itu sendirian, ini kan 11 orang yang berpatroli,” ujar Ade Ary.

“Sebenarnya, ketika seorang petugas kepolisian melakukan patroli, ya itu ada SOP-nya, ada prosedurnya, kemudian ada perlindungan juga terhadap personel kepolisian ini. Apabila ada oknum masyarakat yang sedang melakukan keresahan, membahayakan keselamatan, harta, benda orang lain, kemudian dilakukan upaya-upaya kepolisian dan oknum tersebut melakukan perlawanan, ini ada sanksinya. Melawan perintah petugas yang sah di Pasal 212 sampai 216 KUHP itu ada,” tambahnya.

Lebih lanjut, Ade Ary meminta dukungan kepada masyarakat. Dia mengatakan penyelidikan pemicu penyerangan itu masih didalami.

“Jadi mohon dukungan dari masyarakat, jadi sekali lagi kami menyayangkan kenapa ini kok dilempari, apakah mereka melakukan sesuatu hal yang tidak baik? Ini masih didalami dan akan ditelusuri oleh Polres Metro Jakarta Barat,” ujarnya. (Mo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *