Padang — Sejumlah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) telah melakukan transformasi kelembagaan baik dari sekolah tinggi menjadi institut, lalu universitas. Dirjen Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani meminta agar proses transformasi ini diimbangi dengan penguatan literasi keagamaan (religeous literacy), baik untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun mahasiswa.
Pesan ini disampaikan Muhammad Ali Ramdhani saat memberikan Pembinaan ASN di lingkungan UIN Imam Bonjol, Padang, Kamis (18/11/2021).
Religeous literacy, lanjut Ramdhani, merupakan salah satu dari lima kecerdasan masa depan, yang harus dikuasai manusia yang hidup di abad ini. Empat kecerdasan lainnya adalah literasi keuangan (financial literacy), literasi digital (digital literacy), literasi numerik (numeric literacy), dan literasi kesehatan (healt literacy).
“Pengembangan literasi keagamaan diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan sikap keagamaan yang moderat, inklusif, dan toleran,” terang Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini
Di hadapan pimpinan UIN Padang, Dani panggilan akrab Dirjen Pendidikan Islam, menegaskan bahwa salah satu syarat agar UIN Imam Bonjol eksis di tengah persaingan adalah menyuguhkan Islam yang rahmatan lil alamin. “Islam yang ramah bukan marah, toleran dan ramah terhadap budaya lokal,” katanya.
Selain literasi keagamaan, Dani minta pejabat UIN Imam Bonjol untuk melakukan perencanaan program pengembangan kampus dengan baik. “Perencanaan yang baik akan memandu ke arah mana kita melangkah dan bagaimana mengeksekusinya,” katanya.
“ASN juga harus mencerminkan sebagai manusia yang berlebih pengetahuannya, mumpuni ketrampilannya dan mengekspresikan nilai-nilai dengan baik,” sambungnya.
Rektor UIN Imam Bonjol, Martin Kustati mengatakan saat ini UIN memiliki 14.000 mahasiswa, tersebar di 8 fakultas dengan 38 program studi. UIN Imam Bonjol memiliki 368 dosen dan 161 tenaga kependidikan. “Saya percaya setiap aparatur pada UIN Padang mempunyai potensi dan bekal terbaik untuk bersaing menuju kemajuan,” tuturnya.
Martin menambahkan saat ini pihaknya sedang berbenah untuk menambah guru besar, lector kepala, dan membenahi pelayanan dengan menerapkan electronic office. “Ada 10 orang penambahan guru besar yang ditargetkan dan dilakukan pembekalan,” katanya.
Hadir mendampingi Dirjen Pendidikan Islam, Kasubdit Ketenagaan Diktis Ruchman Basori dan Muhammad Idris. (RB)