Poscyber (Jakarta) – Rencana serangan Iran ke Israel buntut kamatian Ismail haniyeh, membuat katakutan warganya.
Saat ini 9 juta warga Israel dalam kondisi tercekam karena ketakutan, sementara ribuan warga lain terkatung katung di luar negeri karena penerbangan ke negara Zionis itu ditutup.
Tidak hanya kematian Haniyeh, Iran juga merencakan serangan karena Israel telah membunuh komandan militer senior Hizbullah Fouad Shukr.
Dalam wawancara pada Selasa (6/8/2024), Avichai Stern, yang merupakan Wali Kota Kiryat Shmona, mengatakan warga Israel hidup dalam ketakutan. Itu terjadi karena adanya ancaman perang habis-habisan dengan Iran.
Ia mendesak militer Israel untuk melancarkan serangan pendahuluan terhadap Iran daripada menunggu pembalasannya.
“Sembilan juta warga berada dalam ketakutan, menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi,” ujarnya
“Saat ini kita menunggu serangan rudal balistik dari Iran. Lain kali kita mungkin menunggu serangan nuklir atau atom! Kita perlu serangan pendahuluan,” kata Stern, dikutip dari Press TV.
Kiryat Shmona telah menjadi sasaran serangan roket balasan yang sering dilakukan oleh gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah, sejak Oktober. Kota ini terletak di utara wilayah Palestina yang diduduki di lereng barat Lembah Hula dekat perbatasan Lebanon.
Sementara itu, laporan mengatakan bahwa sekitar 150.000 warga Israel terluntang lantung di luar negeri menyusul penangguhan penerbangan internasional ke Tel Aviv.
Lembaga penyiaran publik resmi KAN menyoroti bahwa sekitar 4.000 penumpang telah menghubungi kementerian luar negeri Israel, meminta bantuan untuk memfasilitasi kepulangan mereka.
Sejak Senin lalu, total 15 maskapai penerbangan internasional telah membatalkan penerbangan ke dan dari Tel Aviv.
Beberapa maskapai penerbangan telah menangguhkan sementara operasinya selama beberapa hari, sementara yang lain telah menghentikan penerbangan tanpa batas waktu.
Media lokal Israel melaporkan bahwa Badan Mata-mata Shin Bet Israel sedang mempersiapkan bunker untuk digunakan oleh PM Benjamin Netanyahu dan pejabat lainnya.
Menurut laporan, bunker bawah tanah di al-Quds yang diduduki, yang tidak digunakan dalam kampanye Israel di Jalur Gaza, kini beroperasi penuh.
Dibangun sekitar 20 tahun lalu, bunker tersebut dapat menahan serangan dari berbagai persenjataan yang ada, memiliki kemampuan komando dan kontrol, dan terhubung ke markas besar kementerian urusan militer Israel di Tel Aviv.
Iran Bersiap-siap Lancaran Serangan, Israel Dinilai Tak Tahu Apa-apa Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) bersiap-siap untuk melancarkan serangan ke wilayah Israel.
IRGC menegaskan bahwa tidak ada keraguan bagi pihaknya untuk menyerang Israel dengan segala kekuatan yang dimilikinya, ditambah dengan kekuatan proksinya.
IRGC menyatakan, Israel akan menjadi pihak yang kalah dari serangannya, sebagai pembalasan atas pembunuhan pengecut terhadap pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh dan komandan militer senior Hizbullah Fouad Shukr.
Juru Bicara IRGC, Brigadir Jenderal Ali Mohammad Naeini mengatakan bahwa Israel tidak tahu apa-apa soal rencana serangan yang bakal dilancarkan pihaknya.
“Zionis tidak tahu kapan, jam berapa, hari apa, atau minggu apa, dan bagaimana mereka akan menerima tanggapan atas pembunuhannya,” katanya, dilansir dari Al Mayadeen, Rabu (7/8/2024).
Naeini mengatakan, seluruh wilayah Palestina yang diduduki oleh Israel telah berkobar dan bersiap untuk melakukan aksinya.
“Kaum Zionis tidak tahu apa yang menanti mereka. Dan mereka akan hidup dalam ketakutan terus-menerus,” ujarnya.
Panglima IRGC, Mayor Jenderal Hossein Salami, menegaskan pada Senin bahwa Israel akan menerima tanggapan yang tegas dan akan menyadari kemudian bahwa mereka salah perhitungan.
“Mereka akan melihat kapan, di mana, dan bagaimana mereka akan menerima tanggapan,” katanya.
IRGC menegaskan bahwa tidak ada keraguan bagi pihaknya untuk menyerang Israel dengan segala kekuatan yang dimilikinya, ditambah dengan kekuatan proksinya.
IRGC menyatakan, Israel akan menjadi pihak yang kalah dari serangannya, sebagai pembalasan atas pembunuhan pengecut terhadap pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh dan komandan militer senior Hizbullah Fouad Shukr. (**/sk)