POSCYBER–Ekonomi–International– Sanksi Barat yang dijatuhkan Rusia tampaknya tidak mempan menghadapi kekuatan ekonomi Rusia. Justru kini ekonomi Mokswa terus tumbuh dan impor kembali normal. Rusia telah berjuang sekuat tenaga untuk mempertahankan diri dari gempuran sanksi Barat pada 2022.
Hasilnya beberapa bulan terakhir ekonomi Rusia kembali pulih. Termasuk pada sektor impor yang dilakukan Rusia. Para para importir menemukan cara-cara baru untuk mengimpor barang-barang konsumsi dan produk lainnya ke negara tersebut.
Sementara itu, pada pekan ini, Dana Moneter Internasional (IMF) telah merilis laporan kondisi ekonomi Rusia. Diungkapkan, ekonomi Rusia kemungkinan akan tumbuh sebesar 0,3 persen pada tahun 2023. Angka itu berbeda dari yang diproyeksikan yakni ekonomi Rusia menyusut sebesar 2,3 persen.
Sebagaimana diketahui, Amerika Serikat dan sekutunya bereaksi terhadap invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Yakni dengan menerapkan sanksi-sanksi yang keras dan pembatasan ekspor Rusia, yang diharapkan akan meruntuhkan ekonomi negara itu.
Selain itu, banyak bisnis internasional mengurangi penjualan produk-produk mereka ke Rusia secara tajam. Sedangkan, beberapa perusahaan bahkan sepenuhnya berhenti beroperasi di sana. Namun, semua sanksi tampaknya tidak ada pengaruhnya bagi kemampuan ekonomi Rusia.
Penelitian baru menunjukkan negarea-negara bersahabat membantu ketahanan ekonomi Rusia. Seperti China yang memasok dan mampu menjadi alternatif produk-produk Barat, telah mengembalikan impor Rusia ke tingkat sebelum perang.
Sementara itu, peneliti senior di Institut Ekonomi Internasional “Peterson”, Jeffrey J Schott, menekankan sanksi Barat ke Ukraina tidak komprehensif.
“Sanksi Rusia tidak komprehensif,” kata Jeffrey J Schott. Sanksi hanya dirancang untuk merusak kemampuan militer Rusia dan mempersulit rezim Rusia untuk melanjutkan upaya militernya.
Namun, Rusia telah diizinkan untuk terus menjual banyak barang ekspor utamanya ke pasar global. Termasuk minyak, gas, batu bara, pupuk, uranium, dan makanan. Sehingga menyediakan uang tunai bagi Moskow untuk mendanai impor yang diperlukan.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, Dewan Eropa secara mengejutkan mengakui kesulitan menjatuhkan sanksi ke Rusia. Padahal sebelumnya Uni Eropa terus memberikan paket sanksi ke Rusia bertubi-tubi.
Hal ini disampaikan oleh Presiden Dewan Eropa, Charles Michel. Ia mengaku kesulitan menerapkan sanksi ke Rusia daripada sebelumnya. Diakuinya, keluhan itu dibahas setiap diskusi tentang sanksi terhadap Federasi Rusia belakangan ini.
Kini Uni Eropa akan terus mempertimbangkan babak baru sanksi anti-Rusia. (Tribun-Video.com/ Kompas.com)