Poscyber – Tiga negara mengumumkan telah menutup wilayah udaranya usai Iran merudal Israel dengan ratusan bom mulai Selesa malam (1/10). Tiga negara tersebut Yordania, Lebanon dan Irak.
“Menutup sementara wilayah udara Kerajaan untuk semua penerbangan (yang datang, pergi, dan transit),” menurut kantor berita resmi Yordania mengutip Komisi Regulasi Penerbangan Sipil
Kepala Komisi Hytham Mesto menekankan, keputusan itu dibuat karena situasi yang meningkat di wilayah tersebut, sehingga menimbulkan risiko bagi operasi penerbangan dan keselamatan penumpang.
Mesto mengatakan, tindakan pencegahan ini akan ditinjau berdasarkan perkembangan yang sedang berlangsung dan penilaian risiko.
Sementara itu, Menteri Transportasi Irak Razzaq Muhaybis Al-Saadawi menjelaskan, “Untuk memastikan keselamatan navigasi udara dan pesawat yang transit, kami telah memerintahkan penutupan wilayah udara Irak untuk operasi penerbangan.”
Kantor berita resmi Lebanon melaporkan kantor media Menteri Pekerjaan Umum dan Transportasi Lebanon, Ali Hamieh, menekankan, “Karena perkembangan regional, wilayah udara akan ditutup untuk lalu lintas udara selama dua jam, setelah itu penilaian ulang akan dilakukan untuk melanjutkan penerbangan.”
Sebelumnya, Israel melaporkan Iran telah meluncurkan sekitar 200 rudal sebagai balasan atas pembunuhan tokoh-tokoh penting, termasuk Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.
Israel telah menargetkan Nasrallah dan yang lainnya, termasuk Abbas Nilforoushan, dalam serangan udara di pinggiran selatan Beirut pada 27 September.
DK PBB Gelar Rapat Darurat
Sementara Dewan Keamanan (DK) PBB bakal menggelar rapat darurat merespons eskalasi di Timur Tengah yang memanas usai Iran menembakkan ratusan rudal ke Israel pada Selasa (1/10)
Al Jazeera melaporkan rapat darurat akan digelar DK PBB pada Rabu (2/10) pagi sekitar pukul 10.00 waktu New York, Amerika Serikat.
Prancis menjadi negara pertama yang meminta DK PBB menggelar rapat darurat. Sementara itu, Israel juga menyurati DK PBB terkait eskalasi terbaru usai serangan Iran terjadi.
Melalui surat kepada DK PBB, perwakilan Israel di PBB, Danny Danon, menuduh Iran berusaha menghancurkan negaranya “dengan rentetan api dari tujuh titik”.
Danon mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengutuk keras Iran dan menetapkan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) sebagai organisasi “teroris”.
Sementara itu, Iran mengatakan serangan rudal terhadap Israel sebagai balasan atas genosida Israel di Jalur Gaza Palestina dan kini Lebanon, hingga kematian para pemimpin milisi pro-Teheran, Hamas dan Hizbullah, baru-baru ini.
Teheran mengklaim serangan rudalnya ke Israel tak melanggar hukum internasional lantaran menargetkan situs-situs militer dan strategis Israel.
Iran mengonfirmasi telah menembakkan 200 rudal balistik ke wilayah Israel hingga memicu sirine berbunyi di seluruh penjuru negara Zionis tersebut pada Selasa (1/10) tengah malam.
Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengklaim 90 persen rudal yang ditembakkan tepat sasaran. Teheran juga memamerkan bahwa pasukannya menggunakan rudal hipersonik Fattah buatan lokal untuk pertama kalinya dalam serangan ke Israel ini. (**/sk)