Jakarta – Indonesia diminta dapat mengingatkan kepada seluruh anggota G20 untuk tidak menghubung-hubungkan konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina saat ini dalam pembahasan KTT G20.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi I DPR RI Fraksi Partai Demokrat Anton Sukartono Suratto merespons permintaan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden agar Rusia dikeluarkan dari negara kelompok ekonomi G20.
“Diharapkan Indonesia melalui politik bebas aktifnya dapat meyakinkan seluruh (negara) anggota G20 untuk berfikir tidak emosional dan menghubung-hubungkan konflik Rusia- Ukraina di dalam agenda pembahasan KTT G20,” tegas Anton sapaanya, Sabtu,(26/3/2022).
Anton menekankan, salah satu tujuan digelarnya KTT G20 adalah untuk membahas perbaikan kondisi perekonomian dunia pasca pandemi COVID-19.
Oleh sebab itu, Anton berharap, agar penyelesaian konflik antar Rusia dengan Ukraina dapat dibahas dalam forum internasional lainnya, seperti di Persatuan Bangsa- Bangsa (PBB).
“Indonesia harus hati-hati dan tegas KTT G20 bukan forum Internasional dalam penyelesaian konfik antar negara dalam menanggapi permintaan AS lainnya yakni memasukkan Ukraina dalam KTT G20 sebagai pengamat dan memiliki hak bicara,” tegas Anton.
Anton mengakui, permintaan Presiden As Joe Biden, menjadi tantangan dan ujian diplomasi sebagi Indonesia sendiri sebagai Presidensi G20.
“Sebab, anggota forum G20, yakni Amerika Serikat dan Rusia, tengah berseteru terkait konflik militer di Ukraina,” ungkap Anton.
Selain itu, kata Anton, negara yang terlibat secara langsung dan tidak langsung dalam konflik Rusia-Ukraina juga merupaka anggota G20.
https://www.kedaipena.com/tak-pengaruh-kajian-batal-penyelenggara-muslim-lifefair-2022-fokus-bangkitkan-umkm/“Maka akan sulit terhindarkan dari pengaruh konflik Rusia-Ukraina ke dalam soliditas G20,” papar Anton.
Anton meyakini, upaya AS untuk mendepak Rusia dari forum KTT G20 tidak akan membantu menyelesaikan permasalahan ekonomi ini.
Bagi Anton, permintaan Joe Biden untuk mendepak Rusia dan mengakomodir Ukraina hanya akan menciptakan dan semakin membuat sulit masalah perekonomian dunia saat ini.
“Memang cukup berat ujian diplomasi buat Indonesia karena mayoritas keanggotaan G20 adalah negara-negara blok Barat yang memberikan sanksi ke Rusia,” ungkap Anton.
Anton menilai, akan banyak tekanan mengenai adanya usulan mengeluarkan Rusia dari KTT G20.
“Yang tentu dampaknya nantinya ada kemungkinan Rusia menundurkan diri dari keanggotaan G20,” demikian Anton.
Diketahui, Indonesia ditetapkan menjadi presidensi sejak Riyadh Summit 2020 dan memegangpresidensi sejak serah terima dari Italia pada 31 Oktober 2021 di Roma.
Presidensi G20 Indonesia dimulai pada 1 Desember 2021 sampai dengan serah terima presidensiberikutnya di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada akhir 2022 nanti.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan Rusia harus dikeluarkan dari G20. Topik itu diangkat dalam pertemuan dengan pemimpin dunia di Brussels pada Kamis (24/3/2022).
“Jawaban saya adalah ya, tergantung pada G20,” kata Biden, dilansir Reuters, ketika ditanya apakah Rusia harus dikeluarkan dari grup tersebut.
Biden juga mengatakan jika negara-negara seperti Indonesia dan lainnya tidak setuju dengan penghapusan Rusia, maka dalam pandangannya, Ukraina harus diizinkan untuk menghadiri pertemuan tersebut. (Ist)